Thursday, April 16, 2009

Al-Wala': Hukum Aqidah al-Wala'

Bukti keimanan seseorang adalah adanya amal nyata dlm kehidupan sehari-hari oleh karena iman bukan sekedar pengakuan kosongatau "lips services" belaka, tanpa mampu memberikan pengaruh yg signifikan dlm kehidupan seorang mukmin. Selain merespon seluruh amal islami dan menyerapnya ke dalam ruang kehidupannya, seorang mukmin juga harus selalu loyal dan memberikan wala'-na kepada Alloh dan Rosul-Nya, ia harus mencintai dan mengikuti apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi seluruh perbuatan yg dilarang, perhatikan firman Alloh berikut ini:


Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.(QS, al-Maidah:54)


Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).(QS, al-Maidah:55)

Berdasarkan beberapa ayat al-Qur'an dan hadits Nabi SAW, aqidah al-wala' dan al-bara' merupakan suatu kewajiban yang harus ditegakkan dalam syariat Islam, ia merupakan salah satu konsekuensi dan syarat sahnya syahadat, seorang muslim tidak mungkin lepas dari aqidah ini dalam setiap dimensi kehidupannya, ia harus mencintai Alloh SWT, Rosul, dan hamba-hamba yang beriman, dengan segala pengorbanannya, pada saat yang sama, ia harus menegakkan permusuhan terhadap kekufuran dan manusia-manusia yg mendukung kekufuran tersebut, perhatikan ayat-ayat Alloh berikut:


Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS, at-Taubah:24)


Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali192 dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah tempat kembali(mu).(QS, Ali 'Imran:28)


Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan1463 yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS, al-Mujaadilah:22)

Rosululloh SAW, bersabda:
"Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu hingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, bapaknya dan seluruh manusia." (HR, Muttafaqun 'alaih)

"Barang siapa yang berkumpul dengan orang musyrik dan tinggal (merasa tenang) dengannya, maka ia sama dengannya"(HR, Abu Dawud dari Samurah bin Jundub)

Sambungan >>>

Tuesday, April 14, 2009

Al-Wala': Kedudukan dalam Aqidah

Kedudukan al-wala' dalam Islam(aqidah islam) sangat urgen dalam keseluruhan muatan Islam, mengapa??? sebab:

Pertama, ia adalah bagian yang penting dari makna syahadat, maka, menetapkan "hanya Alloh" dalam syahadat tauhid berarti seorang muslim harus berserah diri hanya kepada Alloh, membenci dan mencintai hanya karena Alloh, lembut dan marah hanya karena Alloh dan ia harus memberikan dedikasi mauun loyalitasnya hanya kepada Alloh.


Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS, al-an'am:162)


Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,(QS, an-Nahl:30)


Kedua, ia merupakan bagian dari ikatan iman yang kuat. Rosululloh SAW bersabda:

"Ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Alloh dan benci karena Alloh" (HR Ahmad dlam musnadnya dari al-Bara bin 'Azib)

Ketiga, ia merupakan sebab utama yang menjadikan hati bisa merasakan manisnya iman. Rosululloh bersabda:
"Ada 3 hal yg apabila seseorang mendapatkan dalam dirinya, niscaya ia akan merasakan manisnya iman: hendaklah Alloh dan Rosul-Nya lebih ia cintai daripada dirinya sendiri; hendaklah ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Alloh; hendaklah ia benci kepada kekufuran seperti bencinya untu dilemparkan ke dalam neraka setelah Alloh menyelamatkannya daripadanya." (Muttafaqun 'alaih)

Keempat, ia merupakan tali hubungan dimana masyarakat Islam dibangun di atasnya.


Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS al-Hujuraat:10)

Rosululloh SAW bersabda: "Cintailah saudaramu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri" (HR Ahmad dalam musnadnya)

Kelima, pahala yang sangat besar bagi orang yang mencintai karena Alloh. Rosululloh bersabda: " Orang yang mencintai (karena Alloh) akan berada diatas mimbar dari cahaya pada hari kiamat"(HR at-Tirmidzi)

"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Alloh, dimana pada hari itu tiada naungan kecuali naungan-Nya. (Diantara mereka) adalah dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Alloh, mereka berkumpul dan berpisah karena Alloh" (HR, Muslim)

Keenam,perintah syariat untuk mendahulukan aqidah al-wala' ini daripada hubungan yang lain.


Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS, at-Taubah:24)

Ketujuh, mendapatkan walayatulloh.


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS, al-Baqarah:257)

Kedelapan, akidah ini merupakan tali penghubung yang kekal diantara manusia hingga hari kiamat, Alloh berfirman:


(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (QS, al-Baqarah:166)

Sambungan >>>

Sunday, February 15, 2009

Al-Wala' : Definisi



Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS, Al-Maidah:51)

Definisi al-wala', secara etimologi, memiliki beberapa arti, antara lain: mencintai, menolong, mengikuti dan mendekat kepada sesuatu, Ibnu Al-Arab berkata: "ada dua orang yang bertengkar, kemudian pihak ketiga datang untuk meng-islah, kemungkinan ia memiliki kecenderungan atau wala' kepada salah satu diantara keduanya."
adapun maula memiliki banyak makna, sebagaimana berikut ini; Ar-Robb, pemilik, Sayyid(tuan), Yang memberikan kenikmatan, yang memerdekakan, yang menolong, yang mencintai tetangga, anak paman, mitra atau sekutu, yang menikahkan mertua, hamba sahaya, dan yang diberi nikmat. semua arti ini menunjukkan arti pertolongan dan percintaan" (lihat lisanul arab, ibnu Mandzur, 3/985-986)

selanjutnya kata muwaalah adalah anonim dari kata mu'aadah; permusuhan, dan kata al-wali anonim dari kata al-aduw; musuh, perhatikan beberapa ayat dibawah ini:


Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung. (QS, Muhammad:11)


Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".(QS, Maryam:45)


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS, Al-Baqarah:257)

Dalam terminologi syariat, al-wala' bermakna penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang disukai dan diridloi Alloh, berupa perkataan, perbuatan, keyakinan, dan orang(pelaku), jadi ciri utama orang mukmin yang ber-wala' kepada Alloh SWT adalah mencintai apa yang dicintai Alloh dan membenci apa ayng dibenci Alloh, ia mengimplementasikan semua itu dengan penuh komitmen.

Sambungan >>>

Thursday, January 22, 2009

Qolbun Salim

Hati yang selamat dari syubhat dan syahwat


"Pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih." (QS, Asy-syu'ara':88-89)

Tanpa kecuali, semua manusia tengah berjuang untuk bertemu dengan Alloh.

"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Robbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya"(QS, Al-Insyiqaq:6)

Semua akan menemui Alloh dengan bekal yang telah mereka usahakan di dunia, meskipun pada akhirnya ada yang keliru membawa bekal, pa yang dibawanya justru menjadi beban yang menyengsarakan dalam perjalanan dan berbuah penderitaan di akhir perjalanan.
Alloh menyebutkan, bahwa bekal yang bermanfaat dan akan menyelamatkan manusia ketika bertemu dengan Alloh adalah
qolbun salim, hati yang selamat, tanpanya, seluruh hal yang diusahakan manusia menjadi tidak berguna, termasuk harta dan anak-anak.


Makna Qolbun Salim

Tak ada yang menyanggah, bahwa unsul paling penting dalam jasad manusia adalah hati, posisi hati bagi anggota badan yang lain laksana raja bagi rakyatnya, panglima bagi tentaranya, atau mirip pemegang remote control bagi barang elektronika, segala gerak-gerik dan ucapan dikendalikan oleh hati.
Hati yang mampu mengenali Alloh, hati pula yang memiliki irodah, kemauan untuk mentaati Alloh, sedangkan anggota badan hanyalah sebagai pelengkap dan alat yang membantu keinginan hati, jika hati baik, jasad akan mengikutinya dan jika hati rusak, anggota badan lain akan mentaatinya pula, jika hati selamat, semua akan selamat, jika hati binasa yang lain turut sengsara.

Lalu, seperti apakah gambaran hati yang selamat, yang mewakili karakter hati yang paling baik itu?
Persepsi sebagian orang, orang yang memiliki hati yang baik itu tidak memiliki musuh, tidak memiliki pantangan, bisa berbaur dengan siapapun, toleran kepada apapun, berkawan dengan kelompok manapun.

Sebagian lagi menyelisihi syariat yang zhahir, lalu berdalih "yang penting hatinya baik", seperti pernyataan seorang artis sepulang umrah, ia kembali membuka auratnya, melepas kerudungnya dengan alasan yang penting hatinya berhijab, ini adalah jawaban yang hanya layak diutarakan oleh orang yang hatinya terhijabi(tertutup) dari kebenaran. Karena bukti kebaikan hati adalah tunduk dengan syariat yang dibawa oleh Muhammad Rosululloh yang mengharuskan wanita untuk berhijab dari laki-laki yang bukan mahramnya.

Hati yang selamat, hati yang baik akan tercermin dalam seluruh aktivitas bathin dan lahir pemiliknya, hati yang selamat adalah hati yang selamat dari segala syahwat yang menyelisihi perintah Alloh dan larangan-Nya, hati yang selamat dari syubhat yang menyelisihi khobar-Nya


Penyakit Syahwat dan Syubhat

Semua kesesatan dan kemaksiatan bersumber dari dua penyakit ini. Karena dorongan syahwat, orang yang telah memiliki ilmu tentang yang wajib menjadi enggan untuk melaksanakannya, karena syahwat, maksiat dan dosa dilakukan dengan penuh kesadaran. Ia tahu, apa yang diperbuatnya adalah dosa, tapi ajakan syahwatnya mengalahkan ilmunya. Hingga ketika syahwat berkali-kali menang, ia menjadi raja bagi pemiliknya. Apa yang menjadi pilihannya adalah pilihan syahwatnya dan apa yang dikerjakannya adalah order dari syahwatnya, ia jadikan hawa nafsu sebagai tuhannya.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?" (QS, Al-Jatziyah:23)

Malik bin Dinar, ra, berkata "Alloh menciptakan malaikat dengan menyertakan akal tanpa syahwat, Alloh juga menciptakan binatang dengan menyertakan syahwat tanpa akal, lalu Alloh menciptakan manusia dengan menyertakan akal dan syahwat. Maka barangsiapa yang akalnya mengalahkan syahwatnya, ia lebih mulia dari malaikat dan barangsiapa yang hawa nafsunya selalu mengalahkan ilmunya, ia lebih hina dari binatang".

Pemilik qolbun salim, hatinya selamat dari penyakit syahwat, jika mencintai, ia mencintai karena Alloh, jika ia membenci, membenci karena Alloh. jika ia menolak, menolak karena Alloh. Tak hanya sampai disitu, ia bersihkan diri dengan ketundukan dan berhukum kepada syariat yang dibawa oleh Rosululloh SAW.

Adapun penyakit syubhat adalah penyakit yang menimpa pemahaman, hal itu bisa disebabkan karena keliru dalam memilih sumbernya atau dari sumber yang benar namun salah cara mengambilnya. Hasil akhirnya adalah keyakinan sesat, pemikiran yang menyimpang dan amalan-amalan yang bernilai bid'ah. Penyakit ini sangat fatal, karena dari sinilah penyimpangan bermula, sementara pelakunya menganggapnya telah berbuat yang paling baik.

Alloh berfirman,
"Katakanlah! "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia(sesat perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sendangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS, Al-Kahfi:103-104)

Hati yang selamat akan mengambil dari sumber yang bersih, al-Qur'an dan as-Sunnah, serta ijma' para ulama. Lalu mengambil dengan cara yang benar pula, mereka memahami ayat dan hadits sebagaimana yang dipahami oleh Nabi SAW dan para sahabatnya. Seperti yang diingatkan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud, "Sesungguhnya kalian nanti akan mendapatkan suatu kaum, mereka mengklaim sedang mengajak kalian kepada al-Qur'an, padahalsesungguhnya mereka telah membuangnya di belakang punggung mereka, maka hindarilah tindakan melampau batas, berlebih-lebihan, dan perbuatan bid'ah, hendaknya kalian berpegang kepada ilmu dan hendaklah kalian berpegang kepada pemahaman para salaf"
Wallohu a'lam.

Sambungan >>>

Tuesday, January 20, 2009

Zionisme Yahudi

Sesungguhnya kaum Yahudi awalnya tidak seperti yang ada sekarang, seperti juga kaum-kaum terdahulu yg bertauhid (meng-esa-kan ALLOH ta'ala), kaum ini juga pernah disayang oleh Alloh Subhanahu wata'ala, bahkan Alloh mengutus sejumlah nabi-Nya untuk menyelamatkan kaum ini dari kemusyrikan, namun sayang, walau berkali-kali ditolong oleh Alloh Subhanahu wata'ala, kaum ini tetap cenderung kepada kesesatan, bahkan membunuhi dan berkhianat kepada para Nabiyalloh, sehingga suatu ketika Alloh Subhanahu wata'ala begitu murka dan mengutuk kaum ini menjadi babi dan kera.

Dalam sejarah panjang kehidupan manusia, kaum ini senantiasa berjalan dalam dua dunia: dunia gelap dan dunia terang, kaum ini bagai ular yang berlidah dua dalam segala pembicaraan mereka, sebab itu, jika bibir mereka terlihat tersenyum bisa jadi mereka sesungguhnya telah memaki, jika bibir mereka mengatakan OK, sangat mungkin mereka sesungguhnya mengatakan NO, mereka adalah suatu kaum yg terbiasa berdusta, tidak pernah menepati janji dan selalu merugikan orang-orang diluar kelompok mereka.

Kitab hitam Talmud yang mereka yakini sebagai kitab suci merupakan pedoman hidupnya, padahal isi dari Talmud merupakan pengingkaran terhadap kitab Taurat Musa.

"Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan orang yg memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab, agar kamu menyangka bahwa yang dibacanya itu adalah sebagian dari al-Kitab, dan mereka juga mengatakan, "Ia (yang dibaca itu) adalah (datang)dari sisi Alloh", padahal ia bukanlah dari sisi Alloh, mereka telah berkata dusta terhadap Alloh, sedang mereka mengetahui"(Ali 'Imron:78)

Dalam perjalanannya, ada sejumlah orang yang dari kaum ini yang tersadar dan berbalik melawan orang-orangnya, dengan penuh dedikasi mereka menyebarluaskan kepada dunia tentang segala kejahatan zionisme, bahkan ada diantara mereka yang kembali ke Islam dan menjadi pejuang-pejuang yang tangguh di jalan Alloh
Subhanahu wata'ala.
Dan juga sebuah sunnatulloh, ada pula orang-orang yg bukan bagian dari mereka, bukan kaum Yahudi, yang menjadi pengikut kelompok iblis ini dan melayani kepentingan mereka dengan imbalan duniawi yg bersifat sesaat. Mereka bersama-sama kelompok zionis, bahu-membahu memerangi dan menghancurkan agama-agama langit yang ada, saat ini, salah satu bagian dari mereka dengan bangga menamakan diri sebagai kaum liberalis, mereka mengaku beragamam namun sesungguhnya dari dalam menghancurkan agama itu sendiri, bahkan di Indonesia, mereka dengan berani memplokamirkan eksistensi mereka dan menjabarkan program-programnya.

Doktrin Rasisme Talmud
Yang menjadi pertanyaan: Mengapa orang-orang zionis Israil itu mampu melakukan kesadisan dan kebiadaban yang amat mengerikan terhadap orang Palestina yang sama sekali tidak berdaya apa-apa?
jawabannya diberikan oleh seorang sejarawan Israil bernama Illan Pappe, seorang yang menyandang julukan "orang Israel yang paling dibenci Israel". Pappe adalah sejarawan Yahudi yang memilih memihak pada hati nurani dan tanpa takut membongkar mitos-mitos Zionisme.
Saat ditanya, kenapa orang Israel bisa melakukan berbagai kekejaman terhadap orang Palestina, Pappe menjawab, "Ini buah dari proses panjang pengajaran paham, indoktrinasi yang dimulai sejak usia taman kanak-kanak, semua anak Yahudi di Israel dididik dengan cara ini. Anda tidak dapat menumbangkan sebuah sikap yang ditanamkan disana dengan mesin indoktrinasi yang kuat, yaitu menciptakan sebuah persepsi rasis tentang orang lain yang digambarkan sebagai primitif, hampir tidak pernah ada dan penuh kebencian: Orang itu (Palestina) memang penuh kebencianm tapi penjelasan yang diberikan disini adalah Ia terlahir primitif, islam, anti-semit, bukan bahwa ia adalah seorang yg dirampas tanahnya." Indoktrinasi terhadap anak-anak Israel berlanjut hingga ia besar. Ayat-ayat Talmud dijadikan satu-satunya "pedoman moral" bagi mereka, yang paling utama adalah indoktrinasi bahwa hanya bangsa Yahudi yang manusia, sedang yang lain adalah hewan.

Ayat-ayat Indoktrinasi Talmud
Dibawah ini adalah segelintir ayat-ayat Talmud yang dijadikan doktrin perang tentara Israel, dalam peperangan, seorang tentara Israel wajib mendarus Talmud dalam kesempatan yang khusus, terlebih dihari Sabath(sabtu), diantaranya:

  • "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta, menipu Ghoyim (non-Yahudi)," (Baba Kamma:113a)
  • "Semua anak keturunan Ghoyim (non-Yahudi) sama dengan binatang" (yebamoth:98a)
  • "Seorang Ghoyim (non-Yahudi) yang berbaik kepada Yahudi pun harus dibunuh," (Soferim:15, Kaidah:10)
  • "Barang siapa yang memukul dan menyakiti orang Israel, maka ia berarti telah menghinakan Tuhan," (Chullin:19b)
  • "Orang Yahudi adalah orang-orang yang sholih dan baik dimanapun mereka berada, sekalipun mereka melakukan dosa, namun dosa itu tidak mengotori ketinggian kedudukan mereka" (Sanhedrin: 58b)
  • "Hanya orang Yahudi satu-satunya manusia yang harus dihormati oleh siapapun dan oleh apapun dimuka bumi ini. Segalanya harus tunduk dan menjadi pelayan setia, terutama binatang-binatang yang berwujud manusia, yakni Ghoyim (non-Yahudi)" (Chaggigah: 15b)
  • "Haram hukumnya berbuat baik kepada Ghoyim (non-Yahudi)" (Zhohar:25b)
Sumber:
  1. Akar konflik Israel-Palestina, AM Waskito
  2. Yahudi dalam perspektif Al-Quran, Faiz Husaini Lc, eramuslim.com
  3. Eramuslim digest, edisi koleksi 1




Sambungan >>>

Sikap Keras Yahudi kepada Umat Islam

Ketika kita kembali mengingat sejarah orang-orang Yahudi yg suka membantah ajakan Nabi Muhammad sholallohu'alaihiwassalam menuju jalan yg benar, maka kita bisa melihat betapa angkuh dan keras hati mereka. Kebencian mereka terhadap Islam tak akan pernah surut sampai kapan pun, mereka tak akan pernah rela kepada umat Islam, sampai umat Islam mau mengikuti hawa nafsu mereka.

Memang musuh Islam banyak (tidak hanya Yahudi), bahkan orang yg beragama Islam yang munafik bisa menjadi musuh Islam juga, namun, rasa permusuhan yg ada dalam hati para Yahudi lebih keras dan sadis dibanding dengan musuh-musuh yang lain.

Dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah(5):82, disebutkan:"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yg paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yg paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yg beriman ialah orang-orang yg berkata: 'Sesungguhnya kami ini orang Nasrani', yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri".

Dalam tafsir Al-Aluusi dijelaskan bahwa orang-orang Yahudi disifati oleh Alloh sebagai asyaddannas, karena kufur mereka yang sudah sangat berlebihan, serta kebiasaan mereka berbohong dan mengikuti hawa nafsu. Bahkan dikatakan juga bahwa dalam pandangan mereka wajib memerengi orang-orang yg kontroversi dengan keinginan mereka. Selain orang Yahudi juga orang-orang Musyrik yang menjadi musuh yang sangat keras bagi umat Islam. Namun, dalam ayat ini orang-orang Yahudi lebih didahulukan (disebut lebih dulu) dari orang-orang musyrik, kenapa? masih menurut imam Al-Aluusi dalam tafsirnya, orang-orang Yahudi disebut lebih dulu karena kebiasaan mereka yg lebih suka memusuhi dulu/mencari masalah, dalam pendapat lain dikatakan karena sifat kejelekannya lebih banyak dari pada yg lain.

Kita semua sekarang juga bisa melihat fakta kebencian mereka terhadap orang-orang Islam yg ada di Gaza, secara otomatis umat Islam sedunia merasa ikut diperangi, karena melihat saudara-saudara mereka seagama telah dibantai di Gaza, bertahun-tahun Yahudi Israil menjajah, mengusir dan menyiksa rakyat Palistina. Berbagai macam kecaman telah mereka dapatkan dari mayoritas manusia diseluruh penjuru dunia, ratusan ribu orang berdemontrasi di negara-negara Eropa, negara-negara Arab dan Asia Tenggara untuk mengecam agresi militer Israil yg sangat didukung AS, tetapi mereka justru semakin gila meluncurkan serangan-serangan ke pemukiman warga Gaza. Yahudi Israil benar-benar telah melanggar HAM, merka juga telah melakukan kejahatan perang dengan menghancurkan tempat-tempat ibadah, sekolahan, kantor-kantor media massa, membunuh anak-anak serta warga sipil.

Dalam wawancara dengan TVOne, duta besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, mengatakan, bahwa serangan Israil ke jalur Gaza sejak 27 Desember lalu, adalah serangan ilegal yg telah terjadi selama puluhan tahun, dalam ulasan berita di MetroTV disebutkan, serangan Israil kali ini merupakan kejadian paling buruk sejak 60 tahun terakhir (sejak Israil berdiri tahun 1948). Para mahasiswa Arab mempertanyakan posisi LigaArab yg tidak bisa berbuat apa-apa. Dunia internasional, termasuk negara-negara Eropa mengutuk keras serangan Israil ke Gaza, tetapi pihak yg dikutuk terus melancarkan serangan, bahkan Israil telah menyiapkan tank2 dan pasukan cadangan sekitar 6500 orang, targetnya jelas --seperti kata Ehud Barak-- yaitu menggulingkan HAMAS.

Masalah konflik Palestina-Israil bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain, ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua, disana terbentang benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi Muhammad sholallu'alaihiwassalam dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara2 Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun, bahkan konflik antara Yusuf 'alaihissalam dengan saudara-saudaranya.

Sambungan >>>