Thursday, April 16, 2009

Al-Wala': Hukum Aqidah al-Wala'

Bukti keimanan seseorang adalah adanya amal nyata dlm kehidupan sehari-hari oleh karena iman bukan sekedar pengakuan kosongatau "lips services" belaka, tanpa mampu memberikan pengaruh yg signifikan dlm kehidupan seorang mukmin. Selain merespon seluruh amal islami dan menyerapnya ke dalam ruang kehidupannya, seorang mukmin juga harus selalu loyal dan memberikan wala'-na kepada Alloh dan Rosul-Nya, ia harus mencintai dan mengikuti apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi seluruh perbuatan yg dilarang, perhatikan firman Alloh berikut ini:


Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.(QS, al-Maidah:54)


Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).(QS, al-Maidah:55)

Berdasarkan beberapa ayat al-Qur'an dan hadits Nabi SAW, aqidah al-wala' dan al-bara' merupakan suatu kewajiban yang harus ditegakkan dalam syariat Islam, ia merupakan salah satu konsekuensi dan syarat sahnya syahadat, seorang muslim tidak mungkin lepas dari aqidah ini dalam setiap dimensi kehidupannya, ia harus mencintai Alloh SWT, Rosul, dan hamba-hamba yang beriman, dengan segala pengorbanannya, pada saat yang sama, ia harus menegakkan permusuhan terhadap kekufuran dan manusia-manusia yg mendukung kekufuran tersebut, perhatikan ayat-ayat Alloh berikut:


Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS, at-Taubah:24)


Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali192 dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah tempat kembali(mu).(QS, Ali 'Imran:28)


Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan1463 yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS, al-Mujaadilah:22)

Rosululloh SAW, bersabda:
"Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu hingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, bapaknya dan seluruh manusia." (HR, Muttafaqun 'alaih)

"Barang siapa yang berkumpul dengan orang musyrik dan tinggal (merasa tenang) dengannya, maka ia sama dengannya"(HR, Abu Dawud dari Samurah bin Jundub)

No comments:

Post a Comment